Tuesday, December 4, 2012

Cerita Hujan

"Aku suka bau jalanan ketika terkena guyuran hujan.."

"Hujan adalah tanda cinta Allah kepada umat-Nya di bumi ini. Hujan adalah anugrah." 

"Ingat ga? Kita berdua pernah berteduh seharian di bawah pohon besar itu. Padahal kita belum terlalu kenal dulu."

"Akupun bisa mengeluarkan airmata sepuasku di bawah rintik hujan, ga ada yang tau"

"Bau hujan menyimpan misteri, dengan mencium baunya saja senyum bisa hinggap di bibir setiap orang tanpa ia sadar."



...

Hujan dengan sejuta pesonanya, memiliki arti yang berbeda bagi setiap manusia. Sama halnya denganku, aku masi manusia biasa yang bisa saja menjadi melankolis ketika melihat hujan. Dibalik sok jentelmen yang biasa ku perlihatkan, nyatanya memang aku menjadi lemah lembut ketika hujan datang. Hujan memiliki arti yang lebih bagiku. Sebagai seorang lelaki, juga sebagai seorang pencinta.

Iseng sebenarnya aku membongkar file-file lama yang aku punya. Ruang kamar tidurku yang penuh sesak memaksaku untuk bisa lebih merapikannya. Aku memang punya kebiasaan buruk, penyimpan barang kenangan. Barang-barang yang menurutku bisa mengingatkanku ke jauh kedalam suatu kenangan akan kusimpan di suatu tempat, walaupun aku pun jarang bernostalgia dengan semua barang itu, mungkin karena terlalu banyak.

Pandanganku tersita ketika melihat suatu buku lama, sebuah buku tulis. Bersampul norak, kertas didalamnya berwarna-warni, dituliskan dengan menggunakan pensil berwarna, berukuran segi empat, mempunyai gembok yang sudah rusak dan berkarat, dan bau buku yang lama tidak disentuh. Hmmm bau yang khas. Bau yang kusuka selain bau hujan ini.

Aku membuka satu-persatu lembaran itu, dan aku tidak tahan untuk tidak tersenyum ketika membacanya. Aku pun tertawa selebar-lebarnya. Buku itu ternyata adalah buku harian ku ketika aku di sekolah dasar. Bahasa yang digunakan dalam buku itu sangat lucu sekali, seorang anak kecil yang polos. Anak kecil itu menulis dengan apa adanya, menulis apa yang ada di kepalanya ketika hari itu. Menggunakan bahasa yang mungkin hanya bisa dimengerti secara sempurna oleh anak sebayanya.

Aku berhenti di satu halaman yang menceritakan si cinta monyet anak kecil itu.

...

Selamat malam bukuku,

Tau ga? Dia ternyata lucu banget, kita tadi ngbrol banyaaak banget. Asik. Tapi aku malu, temanku yang lain gangguin aku. Mereka bilang aku caper banget, cari perhatian perempuan. Padahal aku kan cuma mainan sama dia. Yah aku juga suka sih, tapi kalo dia ga suka aku gimana? Kan malu.

Temenku nulis di papan tulis kalo aku suka sama si Carla, mereka nulis gede-gede. Bencu lope Carla pake gambar lope di antara namaku sama si Carla. Aku marah banget!! Aku langsung aja mukul si Anto yang nulis itu. Aku kelai sama Anto, kita pukul-pukulan sambil nangis!!

Tapi..

Pas itu Carla dateng, dia abis jajan di kantin bareng temennya. Dia ngeliat aku yang kelai sama Anto yang kita berdua nangis. Carla nangis. Kata temennya dia malu ada namanya di bawah namaku dan gambar lope itu.. Abis itu dia keluar kelas. Temannya ngejar dia. Sampe masuk pelajaran Carla ga masuk lagi ke kelas. Kursi didepanku kosong. Dia ga balik ke kelas.

Sakit banget di pukul Anto. Ini aku sampe dimarahin Mama, katanya anak cowo itu ga boleh benjol kalo kelai, nanti jelek istrinya. Aku nangis lagi.

Mudahan aku besok bisa ketemu Carla. Nanti kamu aku kenalin deh sma Carla. Dia baik kok. Sering minjemin aku penghapus hehe. Selamat malam Carla. Selamat malam Mama. Selamat malam Papa. Selamat malam bukuku. Aku besok pasti menang kelai lawan Anto.

...

Yaah.. Aku cuma bisa tersenyum ketika selesai membaca ini. Aku ingat kejadian ini. Salah satu dari dinamika cinta monyet. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa melihat gaya bahasaku ketika itu. Ah, ternyata aku pernah menulis seperti ini. Sungguh memalukan.




Sejauh yang kuingat ketika itu dia tidak pernah masuk ke dalam kelas, sampai ketika aku lulus dari sekolah dasar. Aku tidak pernah ketemu dia lagi. Wanita berambut panjang, kulit kuning, jauh lebih tinggi dari aku ketika itu, sering memakai tas yang jauh lebih besar dari badannya karena dia selalu membawa banyak buku komik untuk di baca bersama temannya.

Dia yang bernama Carla, dia hilang bersama hujan ketika itu. Hujan yang telah membawa dia pergi. Tertutupi derasnya hujan, aku tak dapat melihatnya pergi.

Semoga kita bisa bertemu lagi, Carla.

29 November, dibawah hujan.

...

Tulisan ini sebenernya ane udah tulis di project tumblr, yang nulis di tumblr itu ada dua ane sama temen ane HAHA. Cuma entah kenapa ane pengen ngeshare disini juga, mungkin gara-gara ada yang muji tulisan ane ini jadi ane kegeeran :)))) Kalo pada pengen tau tulisan kami cekidot di aidan-bencu.tumblr.com. Tapi sih yang ane tulis disana itu beda banget sama yang ini. Kalo disini beneran terjadi, kalo disana semi-bisa-dipercaya :))) Banyakan ngarang hehe. But, enjoy it!!!

Salam cinta \m/

1 Komentar:

fannie said...

bebeeeennnn... aku dah buka tumblr-mu, walaupun baru kuliat sekilas, kayanya tulisanmu sama temenmu itu asik ben....

kalo pengen kalian bukuin, aku mau kok bantuin jadi editor+layouter... soalnya aku suka ben... :D

Happy writing ;)

Post a Comment