Tuesday, June 4, 2013

Perang Malam Minggu (Part 2)

"Ka Boni.."

"Kenape Jak? Elu jangan sok ngalah gitu deh kalo main sama gue, gue gak suka elo gak serius lawan gue! Camkan itu!" Bentak Boni sok galak, soalnya dia punya brewok. Jadi harus galak!

"Bukan itu kak.. Dih galak amat sih. Ini nih, kok ada yang geli-geli ya di selangkangan?" Jawab Jaka melas tapi keenakan.

"Apaan sih! Jorok amat. Hih! Noh elo lagi gue kasi jurus besar." Boni gak urus dengan keadaan Jaka yang makin lama makin kegelian.

"Buset kak, serius ini... KAK ADA ULAR LEWAT! ARGH! ULAAAAAAAR" Jaka loncat girang terus roll belakang terus kejeduk terus pingsan. Kawatir ularnya bakal masuk ke selangkangan dan pahanya lagi akhirnya dia bangun lagi. Terus naik lemari.

Ular berukuran sekitar 30 cm berwarna hitam itu tertawa ngikik melihat Jaka yang responnya terlalu lebay. Karena dia senang gangguin Jaka, dia juga menuju Boni yang masih gak sadar teriakan Jaka. Boni terlalu fokus, soalnya dia lagi menang lawan Jaka. "ULARNYA JALAN KE PANTATMU KAK!" Teriak Jaka gak santai dari atas lemari.

Jaka yang masih bingung di atas lemari mencari akal untuk menolong kakaknya. Ceritanya ini lagi slow motion ya, jadi ular jalan ke pantatnya Boni itu juga lambat. Jaka melihat-lihat ke sekelilingnya dari atas lemari, dia melihat sesuatu yang oke. Karena hobi Jaka main game action, jadi ketika dia melihat barang di bawah ini, apa yang ada dipikirannya?




Iya. Jaka tanpa pikir panjang langsung lompat ke lampu gantung dirumahnya yang jaraknya ga begitu jauh dari depan lemarinya demi kakaknya yang tercinta terhindar dari serangan ular itu. Hap! Tangannya sudah bergantung di lampu gantung itu. Jaka kemudian mengayunkan badannya ke arah depan kakaknya yang lagi duduk fokus main game, sedangkan ular tersebut sudah berjarak 24,5 cm dari pantat kakaknya. 

Syuuu..

Jaka melompati sekaligus menjitak kepala Boni dari atas, terus mendarat tepat di depan muka Boni. "Argh! Jak! APAAN SIH LO! LO GA SUKA GUE MENA..." Teriak Boni kesakitan abis kepalanya aduhai dijitak Jaka. Belum selesai Boni ngomong, dengan sigap Jaka menutup mulutnya terus ngebanting Boni. Ah lupa, ternyata Jaka juga ahli judo. Sama seperti halnya Boni. Sudahlah. Jaka ngebanting Boni dengan alasan agar Boni yang loadingnya lambat ini bisa lekas sadar kalo dia itu sedang terancam. Ah luar biasa memang kedua bersaudara ini, badan masi kecil tapi serem cuy!

"Tuh kak! Liat! Ada ular! Buset gue udah teriak mampus masih aja ga sadar." Kata Jaka dongkol, kata-katanya dia gak pernah didengar Boni dengan baik.

"Ergh.." Boni cuma bisa mengeluh kesakitan habis dibanting Jaka. "Ah elu sama ular aja takut"

"Heh?" Jaka kaget kakaknya yang melihara brewok -cuma buat nutupin fakta kalo dia tuh takut sama kecoak terbang- itu ternyata santai aja ngeliat ular yang serem gitu. Wow. Jaka tepuk tangan dalam hati. 

Dengan sigap Boni membuat posisi kuda-kuda untuk menangkap ular. Jaka diam termangu melihat kakaknya beraksi. Dia terkagum-kagum ngeliat kakaknya yang masih SMP kelas 2 itu berani sama ular. Luar biasa! Tapi ternyata lagi-lagi Boni tuh cuma sok-sokan aja. Dia akhirnya keringat dingin sambil terkentut-kentut ketika ular itu mulai mendatangi dia. Lama. Boni diam saja gak bergerak padahal ular semakin deket, akhirnya Jaka jengkel, ditendanglah pantat Boni sehingga Boni terguling menuju ular tersebut.

Karena Boni ahli judo, yah walaupun agak gak nyambung sama skillnya, tapi dengan cekatan ketika dia terguling dia bisa mendapatkan kepala ular di genggamannnya. "YEAAAHHH!!!" Teriak Boni dengan penuh kemenangan. Jaka juga ikut teriak kenceng kayak abis ngeliat Cristiano Ronaldo nyetak gol sambil nungging. Tapi euforia kemenangan itu gak berjalan lama. Ular yang pintar itu walaupun kepalanya digenggam oleh Boni, tapi badannya dengan sigap melilitkannya ke lengan Boni. 

"Argh" Boni teriak kemudian melempar tuh ular ke arah sofa yang disampingnya. Boni ternyata gak tahan geli menghadapi ular yang menggelayuti lengannya. Kemudian dia lari kegelian sambil goyangin pantatnya ke arah Jaka.

"Brewok aja sangar, ujung-ujungnya gak tahan geli juga." Cemooh Jaka ke Boni. 

"Men, gelian sama brewok gak ada hubungannya. Itu dua hal yang berbeda banget. Gelian gue tuh tandanya istri gue cantik nanti. Sirik aja lu!" Boni ngelesnya jago banget. Entah, harus kasihan atau bagaimana. 

Kedua bersaudara kemudian mencari-cari kemana perginya si ular itu. Gak mungkin kan mereka bisa tidur nyenyak kalau di rumah mereka berkeliaran ular yang sangat jahat. Kalo pas kita tidur pantat kita digigit gimana? Kan ntar jadi zombie. Grrr. Ntar gak ada yang suka sama Boni dan Jaka kalo muka mereka kayak zombie. Hiii.

Tapi ternyata aksi melemparnya ular itu ke sofa adalah salah besar. Ular itu terlalu pintar untuk dilempar ke sofa. Dia malah senang bisa tidur di sofa empuk, eh bukan ding dia bisa sembunyi di bawah sofa yang ternyata sofa mereka menyimpan rahasia yang sangat mengerikan. Apakah itu? Kita tunggu setelah iklan yang mau lewat ini.

...

Boni dan Jaka masih sibuk mencari ular yang nyungsep di sofa dari jarak jauh. Mereka terlalu takut geli buat deket-deket sama ular. Asal kalian tahu saja, kulit ular itu agak licin dan menggelikan. Pokoknya brrrr deh. Sesaat ketika mereka sedang mencari, terdengar suara yang agak aneh dan agak berisik. Grusak-grusuk gitu. Suara itu berasal dari bawah sofa mereka. Semakin lama semakin nyaring. Kemudian..

Wuuungg! Wuuung! Wuuuung!

Kecoak terbang! Ratusan kecoak terbang keluar dari bawah sofa yang dimasuki ular tadi. Eh gak semua terbang ding, ada yang jalan juga merayap keluar. TAPI TETEP AJA ITU KECOAK!!!!! Jadi ternyata di bawah sofa itu ada sarang kecoak yang sangat besar. Markas besar kecoak emang baru pindah sehari dari kandang kambing di belakang rumah karena kandang kambing terlalu bau untuk para kecoak itu. Padahal mereka baru saja beres-beres pindahan eh ada ular datang, mereka ngibrit deh keluar sofa!




Boni dan Jaka yang awalnya lagi asik-asik ngeliatin sofa kaget setengah mati ngeliat rumahnya diserang banyak kecoak dan satu ular. Mereka sontak lari sambil sesak napas soalnya masih shock seakan tak percaya melihat kejadian luar biasa yang ada di rumah mereka. Malam minggu menyeramkan. 

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam kamar mereka sambil ngos-ngosan. "Kak, gimana ini? Rumah kita sedang diserang." Jaka yang kehabisan napas mengajak Boni mencari strategi bagaimana menghadapi serangan maut malam minggu ini. Saking paniknya Jaka menangis sampai keluar ingus. Dia masih shock. Maklum dia masih kelas 5 SD. 

"Bagaimana pun juga kita harus menumpas mereka semua. Tidak ada cara lain." Jawab Boni dengan penuh wibawa. Tapi kalau Boni yang ngomong gitu tetep aja jadinya lucu. Mukanya gak cocok buat ngomong begituan. Kasian sih, tapi mau gimana lagi?

Boni membuka pintu kamarnya sedikit kemudian mengintip apa yang terjadi di ruang tengah rumahnya. Ternyata para kecoak masih asik terbang sana-sini, ada yang masuk ke lemari buku, ada yang masuk ke wc, ada yang masuk kamar. Iya kamar. Salah satu kecoak berhasil menyusup ke kamar tempat Boni dan Jaka bersembunyi! "WOOY!" Teriak Boni kemudian langsung menutup pintu kamarnya dengan rapat. Satu kecoak masuk ke kamarnya!

Jaka yang memang takut sama kecoak ini langsung naik ke atas kasur kemudian nutupin badannya pake selimut. Boni yang merasa sangar tapi ya juga takut, buktinya dia mau ngambil koran saja sambil gemeteran. Iya Boni mengambil koran yang ada di atas meja kamarnya, kemudian menggulungnya. Dan.. PLAK! Kecoak itu dipukul begitu saja. Gepeng? Iya dong gepeng masa pecah. Kayak di kartun-kartun gitu kalo ada yang dipukul koran ya jadi gepeng. 

"Heh! Kecoak! Siapa bosmu?" Boni meneriaki kecoak yang sudah gepeng itu. Ceritanya sih sok menginterogasi. Tapi kecoak bisa jawab apa?

"Sudah kak, kasihan... Kecoaknya kan udah mati." Jaka memelas pada kakaknya. Yah agak fail sih tapi gapapa deh biar seru. Jaka masih berselimut di atas kasur. Sepertinya dia tidak ada niat untuk membantu kakaknya yang sebenernya juga takut ngehadapin para kecoak dan ular itu.

"Sial! Pasti ular itu adalah bosnya! Dia dendam padaku ketika aku mencet kepalanya terlalu kuat! Sialaaan!!" Umpat Boni sambil membanting gulungan koran ke bawah dari tangannya.

"KAK! Pipo! Pipo ada di ruang tamu!" Teriak Jaka tiba-tiba.

"Pipo? Astaga! Iya!"

Boni kembali mengintip dari pintu kamarnya yang dibuka sedikit, kali ini dia berhati-hati agar kecoak tidak masuk ke kamarnya lagi. Iya Boni melihat Pipo malah loncat kegirangan ngeliat banyak kecoak yang terbang dan merayap ke arahnya. Iya Pipo adalah kucing yang mereka pelihara. Maklum kucing mah kalo ngeliat yang begituan bukannya panik malah seneng.

"Gawat Jak, Pipo diserang!"

Jaka langsung mendekati Boni dan juga mengintip dari pintu untuk memastikan keadaan Pipo diluar. Mereka kemudian saling bingung. Kita harus menyelamatkan Pipo segera. Mereka berdua memikirkan strategi untuk bisa menyelematkan Pipo dari serangan brutal malam minggu. Sungguh malam minggu yang menyeramkan.

Bersambung..

0 Komentar:

Post a Comment