Sunday, June 9, 2013

Perang Malam Minggu (Part 4)

Kedua kakak-beradik itu dalam keadaan yang lemas. Boni yang lemas gara-gara bau kecoak yang luar biasa pasca dibunuh. Dan Jaka yang lemas gara-gara ketika kecoak disemprot obat nyamuk, kecoak malah makin liar, yah walaupun kecoaknya juga mati juga gara-gara disemprot.

Tapi, Jaka berusaha berpikir untuk bisa menyelesaikan masalah ini. Bagaimana bisa untuk melenyapkan bangkai-bangkai kecoak ini agar hilang sekejap, dan juga baunya gak sampe mengganggu proses perang kali ini. Jaka berusaha berdiri sambil berpegangan dengan tembok. Uh, Jaka berusaha untuk bisa melihat keadaan ruang tengah. Sepanjang mata memandang hanya ada hamparan mayat kecoak yang bau luar biasa. Dan Jaka akhirnya melihat sesuatu yang menarik matanya. "Aha! Itu dia! Penyedot debu!"

Jaka yang sempoyongan, sambil mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir kecoak yang terbang kesana-kemari, napok sana-sini. Jaka melihat ke belakang, ada kakaknya, Boni mulai bangkit dari keterpurukannya. Yah, ibarat bangun dari galau gitu. Boni mulai menggenggam pedang korannya. Satu, dua, tiga kecoak sudah dia bantai dari dekat. Boni memberi kode oke ke Jaka. Akhirnya Jaka berhasil mengambil penyedot debu yang ada di ujung ruang tengah. "Gue siap!" Kata Jaka dengan raut muka tomb rider.

Ditariknya kabel dari penyedot debu, dicolokan ke stop kontak. Power dinyalakan.

Wuuuuung...

"I'm ready brother!" Teriak Jaka, sambil berlari menyedot para kecoak. Baik yang sudah mati, maupun yang masih terbang-terbang.

"Yeah, Jaka! You rock!" Boni bangun dengan sigap, dan mulai memukul kembali para kecoak itu. Plak! Dengan penuh semangat dia memukul kecoak yang ada di belakangnya, "Aku juga siap! Seraaang!!!"

Mereka memulai pertarungan kembali dengan para kecoak yang jumlahnya ratusan itu. Dan kini sepertinya semangat mereka membara! Yeah! Mungkin bisa disamakan ketika mereka pertama kali mendengar kalau misalnya mereka akan dibelikan Playstation 3. Wow, kira-kira seperti itulah kesenangan mereka. Kecoak mulai semakin sedikit dengan adanya genosida kecoak ini. Yang banyak membunuh sebenarnya Boni, tapi yang berjuang untuk menyingkirkan para bangkai adalah Jaka. Sungguh kombinasi yang bagus. Dan sebenernya kasihan sama semprotan nyamuk. Mau bagaimana, disemprot pakai itu malah makin ganas.

Akhirnya sekarang kecoak sudah berkurang separuhnya, masih ada sekitar puluhan kecoak lagi yang masih ada. Sedangkan, stamina Boni dan Jaka sangat jauh berkurang. Maklum anak baru gede, baru mimpi basah, jadi stamina masih stamina kerupuk kena air. Tapi melihat Pipo yang masih sibuk ngurusin kecoaknya, membuat Boni dan Jaka tetap menjaga semangat. "Kita pasti bisa menyelematkan Pipo!" Begitu pikir Boni dan Jaka. Sungguh optimisme yang luar biasa. 

Di saat seperti ini, biasanya ada bos besar. Kayak ada di game-game.

Ular! Iya ular itu kembali muncul dari balik sofa. Karena dia merasa kecoak anak buahnya sepertinya akan gagal memenangkan perang dengan dua anak kecil itu, akhirnya dia sendiri yang muncul ke permukaan. Dengan gagah berani. Boni dan Jaka yang melihat ular itu mulai muncul dari bawah sofa itu, kemudian bersiap. Menyiapkan armor dan persenjataan yang akan digunakan. Yah padahal sih, cuma pedang koran sama penyedot debu. Tapi lumayan buat getok kepala tuh ular.

Dengan cekatan, ular sudah meraih sedikit kaki Boni. Untung aja Jaka yang sadar duluan ketika ular itu mulai menyerang Boni langsung refleks untuk mendorong bahu Boni sehingga terhindar dari serangan ular itu. Oke, kondisi sekarang 1-0 untuk Boni dan Jaka. Serang ular gak berhasil. Boni yang terjatuh, langsung memukul kepala si ular dengan pedang korannya. Oke, kondisi sekarang 2-0. Ular itu mundur beberapa langkah. Kemudian mencoba menyerang Jaka, dalam hitungan detik sudah berada di dekat kaki Jaka. Boni yang merasa hutang budi sama Jaka, melompat harimau ke arah ular itu. Dan akhirnya memukul ular seperti memukul bola baseball! Ular terlempar ke tembok rumah! Oke, sekarang menjadi 3-0!

Ular yang masih bisa bergerak padahal sudah terkena tiga serangan berutut-turut. Sekarang ular mulai bersiap menyerang.

Hap!

Pipo menggigit kepala ular itu!

***

Boni bangkit dari sofanya. Dan sudah mengingat apakah yang telah terjadi semalam suntuk itu. Tapi apa yang terlihat? Di ruang tengah malah super rapi dan harum. Sepertinya gak ada bekas ada peperangan malam tadi.  Apa yang sebenarnya terjadi.

Boni melihat lemari di ruang tengah terbuka sedikit. Boni mendekati lemari itu. Dan dari dalam lemari itu, terlihat sesuatu.

"Jaka!"

Astaga, ternyata ada Jaka dan Pipo yang sedang tidur berpelukan di dalam lemari itu. Entah apa yang terjadi dari mereka setelah Boni pingsan di kamar. Memang keterlaluan, begitu perang selesai, padahal masih banyak kecoak mati di ruang tengah. Boni langsung menuju kamar, namun karena gak kuat, stamina habis akhirnya dia jatuh di kasur di kamar. Langsung tertidur.

"Sepertinya Jaka membersihkan semua mayat itu dan mengepel rumah ketika gue sudah tidur. Kamulah pemenang yang sejati Jaka." Boni mengangkat adiknya, dan membawanya ke kamar. Membiarkan Jaka tidur lebih nyaman di kasurnya. Sedangkan Pipo? Jangan ditanya Pipo terbangun ketika Boni membuka lemari. Dia sedang bermain dengan kambing di belakang. Sudahlah. Yang jelas rumah ini kembali seperti semula.


0 Komentar:

Post a Comment